Sumber:http://candidiy.tripod.com/sewu.html
CANDI SEWU terletak di dukuh Bener, desa Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, propinsi Jawa Tengah. Dahulu candi ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang cukup padat. Yang sekarang sebagian telah dikosongkan untuk lokasi Taman Wisata Candi Borobudur-Prambanan Unit Prambanan. Dengan demikian Candi Sewu kini berada dalam lingkungan Taman Wisata Unit Prambanan, tepatnya disebelah utara Candi Prambanan. Candi ini terletak sekitar delapan belas kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta .
Foto dari berbagai sumber |
CANDI SEWU terletak di dukuh Bener, desa Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, propinsi Jawa Tengah. Dahulu candi ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang cukup padat. Yang sekarang sebagian telah dikosongkan untuk lokasi Taman Wisata Candi Borobudur-Prambanan Unit Prambanan. Dengan demikian Candi Sewu kini berada dalam lingkungan Taman Wisata Unit Prambanan, tepatnya disebelah utara Candi Prambanan. Candi ini terletak sekitar delapan belas kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta .
Candi Sewu merupakan kompleks candi berlatar
belakang agama Buddha terbesar di Jawa tengah di samping Borobudur, yang di
bangun pada akhir abad VIII M. Ditinjau dari luas dan banyaknya bangunan yang
ada di dalam kompleks, diduga Candi Sewu dahulu merupakan candi kerajaan dan salah
satu pusat kegiatan keagamaan yang cukup penting pada jamannya. Sedangkan
dilihat dari lokasi, letak Candi Sewu yang tidak jauh dari Candi Prambanan,
menunjukkan bahwa pada saat itu dua agama besar dunia yaitu Hindu dan Buddha
berdampingan secara damai.
Pada tahun 1960, di kompleks Candi Sewu telah
ditemukan prasasti berangka tahun 714 c atau 792 M, yang isinya antara lain
menyebutkan adanya penyempurnaan bangunan suci yang bernama Manjus'rigra.
Berdasarkan prasasti tersebut, diduga nama asli Candi Sewu adalah Manjus'rigra
yang artinya rumah Manjusri, Yaitu salah satu Boddhisatawa dalam agama Buddha.
Mengenai tahun pendirian bangunan tersebut sampai saat ini belum diketahui
secara pasti, namun tentunya sebelum tahun 792 M yang diketahui sebagai tahun
penyempurnaan bangunan. Prasasti Kelurak yang berangka tahun 782 M yang
ditemukan di dekat Candi Lumbung yakni beberapa ratus meter dari Candi Sewu,
menurut R. Soekmono dihubungkan dengan Candi Sewu. Prasasti-prasasti tersebut
tidak menyebutkan secara jelas nama raja yang memerintahkan membuat bangunan
suci tersebut. Meskipun demikian dari data lain diduga Candi Sewu mulai
didirikan pada akhir masa pemerintahan Rakai Panangkaran, seorang raja besar
dari kerajaan Mataram kuno yang memerintah tahun 746-784 M.
Candi Sewu merupakan sebuah bangunan yang
cukup luas, yang didalamnya terdapat 249 buah bangunan terdiri atas satu Candi
Induk,delapan Candi Apit, dan 240 Candi Perwara. Berdasarkan temuan fondasi
pagar di sebelah timur kompleks Candi Sewu pada tahun 194, diduga kompleks
Candi Sewu dahulu terbagi dalam tiga halaman yang masing-masing dipisahkan oleh
pagar keliling. Candi induk terletak pada halaman pertama yang dibatasi oleh
pagar keliling setinggi delapan lima centimeter, dan berdenah persegi empat
(40x41 meter). Denah bangunan utama candi berbentuk palang bersudut 20 dengan
garis tengah dua delapan koma sembilan meter.
Candi Induk Sewu mempunyai bilik utama (bilik
tengah) dan empat buah bilik penampil. Masing-masing bilik penampil mempunyai
pintu masuk. Pintu masuk sebelah timur sekaligus berfungsi sebagai pintu masuk
utama menuju bilik tengah. Dengan demikian Candi Induk Sewu menghadap ke timur.
Foto dari berbagai sumber |
Candi Perwara dan candi Apit seluruhnya
terdapat pada halaman kedua. Candi Perwara disusun dalam empat deret membentuk
empat persegi panjang yang konsentris. Pada deret I terdapat 2 bangunan, deret
II 44 bangunan, deret III delapan puluh bangunan, dan deret IV terdapat delapan
puluh delapan bangunan. Seluruh Candi Perwara yang berada pada deret I, II Dan
IV mempunyai orientasi keluar (membelakangi Candi Induk), sedangkan deret III
mempunyai orientasi kedalam (menghadap Candi Induk), Candi Apit terletak di
antara Candi Perwara deret II dan III, masing-masing sepasang di setiap
penjuru. Kedudukan setiap pasang Candi Apit mengapit jalan yang membelah
halaman ke dua tepat pada sumbu-sumbunya. Delapan Candi Apit terseb. ut mempunyai
orientasi ke jalan yang membelah halaman kedua. Pada keempat ujung jalan di
dekat pagar halaman ke dua, masing-masing terdapat sepasang arca Dwarapala
ukuran raksasa. Tinggi arca kurang lebih 229,5 cm dan ditempatkan diatas lapik
persegi setinggi kurang lebih 111 cm. Pintu dan pagar keliling halaman kedua
yang terbuat dari batu putih pada saat ini dalam keadan runtuh. Namun
berdasarkan reuntuhannya dapat diketahui bahwa pagar keliling halaman ke dua
halaman ini berukuran kurang lebih seratus tujuh puluh meter kali seratus
delapan puluh tujuh meter.
Candi Sewu secara vertikal dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap candi. Seluruh bangunan terbuat
dari batu andesit kecuali inti bangunannya yang terbuat dari tatanan bata merah
yang membentuk kubus. Struktur bata merah berbentuk kubus ini tidak dapat
dilihat dari luar karena letaknya berada di dalam bangunan. Pada kaki candi
terdapat sederetan hiasan relief yang menggambarkan motif purnakalasa atau
hiasan jambangan bunga, juga "arca" singa pada setiap sudut pertemuan
antara kaki dan struktur tangga. Selain itu pada sisi luar pipi tangga yang
ujungnya berbentuk makara, terdapat relief yang menggambarkan seorang yaksa,
kalpawrksa, dan jambangan bunga berbentuk sankha.
0 comments:
Posting Komentar